s
|
abtu, 17 Sebtember 2016,
bertempat di masjid Nurul Iman, kajian Mahasiswa Mengaji dimulai kembali.
Setelah satu semester mati, kini kajian Mahasiswa Mengaji mulai menunjukkan
tanda-tanda kehidupannya lagi, mulai bertunas kembali dan siap tumbuh
berkembang menembus lebatnya hutan belantara. Kajian Mahasiswa Mengaji InsyaAllah akan diadakan setiap hari
sabtu pekan pertama dan ketiga setiap bulan dalam tahun masehi, pukul sembilan
pagi. Buat kamu yang ingin menambah wawasan dan ilmu, yuks merapat ke Masjid Nurul Iman di Gang Pete Selatan. Agar
kuliahmu lebih bermakna dan mempunyai tujuan.
Okay, pada
pertemuan perdana kali ini Kajian Mahasiswa Mengaji bertemakan fiqih. Seperti
kita ketahui bahwa, pada kajian mahasiswa mengaji akan dibahas mengenai tiga materi
pokok, yaitu Fiqih, Tauhid, dan Akhlak.
Buku pedoman yang digunakan dalam kajian kali ini adalah kitab safinatun najaah. Sebelum membahas
mengenai fiqih, yuks kita pahami dulu
makna dari kitab Safinatun Najaah.
Kata safinah
dapat diartikan sebagai perahu, dan najaah
diartikan selamat. Jadi jika kita analogikan, kita berada dalam lautan dunia,
dan agar kita selamat maka kita naik perahu. Analisis sederhananya seperti ini
ketika kita berada di lautan dunia, kita membutuhkan sesuatu agar kita bisa
selamat, perahu yang kita naiki inilah yang akan menyelamatkan kita dari lautan
dunia. Perahu yang mengantarkan kita ke Jannah-Nya.
Aamiin. Di era globalisasi dan adanya
pasar global ASEAN membuat batas-batas negara semakin tak terlihat lagi, ini
berdampak pada interaksi atau tatanan hidup manusia. Untuk membekali kita dari
dampak negatif globalisasi tentunya kita memerlukan sebuah tameng. Yups benar sekali, tameng itu adalah
sebuah ilmu, ilmu agama tepatnya. Mungkin beberapa banyak yang menganggap bahwa
ilmu agama cukup dengan kita masuk islam saja. Tapi, apakah dengan kita masuk islam saja itu cukup? Tentunya dengan
memahami secara kafah makna islam itu
sangatlah penting. Apalagi kita sebagai mahasiswa, pernah denger kan kata Bung
Karno "Beri aku 1.000 orang tua,
niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan
kuguncangkan dunia". Begitu dahsyatnya pemuda sehingga dunia dapat
diguncangkan. Mengapa harus pemuda?
Karena pemuda generasi penerus bangsa yang mempunyai sejuta mimpi yang siap
untuk diraih tanpa melihat berapa banyak dan berapa besar rintangan atau
hambatan yang menghadang. Untuk membentengi pemuda Indonesia agar tidak
tergerus oleh arus globalisasi yang semakin deras maka sangat penting bagi kita
untuk belajar agama, karena agama adalah pedoman hidup kita.
Pada kitab
safinah, kita akan menjumpai kata fasal. Fasal bisa kita pahami sebagai bab yang
ada di kitab safinatun najaah. Sebelum kita membahas detail fasal yang ada
dalam kitab safinatun najaah, alangkah lebih baiknya kita pahami terlebih
dahulu apa itu fasal. Fasal dapat kita pahami sebagai kelas, sedangkan kumpulan
fasal disebut dengan kitab. Dari sinilah kita dapat memahami, mengapa kita
menyebut dengan kitab safinatun najaah.
Dalam
kitab safinatun najaah terdapat 57
fasal yang akan kita bagi pada pertemuan-pertemuan selanjutnya. Pada pertemuan
perdana kita akan membahas mengenai rukun islam dan rukun iman. Mungkin Sobat
ada yang menanyakan mengapa pada fasal pertama kita membahas rukun islam? Bukankah kita akan membahas mengenai fiqih?
Lantas mengapa kita membahas rukun islam, bukankah rukun islam masuknya ke tauhid?
Yuks kita tanya dengan yang ahlinya. Ulama terdahulu yang membuat kitab safinatun najaah tentunya mempunyai makna
tersendiri. Mengapa sebelum kita membahas fiqih lebih dalam, kita harus
mengetahui terlebih dahulu rukun islam. Karena pada fasal-fasal berikutnya,
rukun islam dan rukun iman sangat berkaitan dengan fiqih. Ibadah yang kita lakukan tentunya atas dasar islam dan iman bukan?
Islam dan Iman menjadi dasar kita menjalankan ibadah, agar ibadah yang kita
lakukan sesuai dengan yang diperintahkan oleh Allah S.W.T dan kita berharap
agar amal ibadah kita pun diterima oleh Allah S.W.T. Aamiin.
Rukun Islam
ada lima, yang pertama syahadat, yang kedua shalat, yang ketiga zakat, yamg
keempat puasa, dan yang kelima haji bagi yang mampu. Syahadat adalah sebuah
syarat yang utama masuk islam, mengapa
kita harus bersyahadat? Karena dalam syahadat kita bersaksi dan menyakini
bahwa tiada tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah rasul utusan Allah. Ini
adalah dasar kita memahami fiqih lebih jauh, dimana kita belajar fiqih tentunya
sudah memahami konsep islam dan iman.
Rukun islam
ada enam, yang pertama percaya kepada Allah, yang kedua percaya kepada malaikat
Allah, yang ketiga percaya pada kitab-kitab Allah, yang keempat percaya kepada
Rasul-rasul Allah, yang kelima percaya pada hari akhir (kiamat), dan yang
keenam percaya pada qadha dan qhadarnya Allah.
Selanjutnya
dalam fasal keempat kita mempelajari mengenai tanda-tanda baligh atau bisa kita
sebut sebagai dewasa. Fasal kali ini juga
cukup menarik looh, mengapa kita harus memahami konsep baligh terlebih
dahulu? Eiiits, belajar ilmu fiqih
syaratnya tidak harus baligh dulu, bahkan harus dipahami sejak kecil. Loh mengapa harus sejak kecil? agar
ketika dewasa kita sudah paham dan saat dewasa kita sudah tidak bingung dan
galau lagi jika ada permasalahan yang tiba-tiba datang. Misal saja saat Sobat
sedang diperjalanan, karena sobat sudah mempelajari ilmu fiqih, maka sobat
tidak perlu lagi galau bagaimana cara melaksanakan shalat. Meskipun begitu,
saat sudah dewasa bahkan sampai tua pun kita wajib belajar looh. Baligh
merupakan sebuah titik peralihan dimana semua amal perbuatan sudah ditanggung
oleh anak tersebut, Sebelum anak baligh, maka amal perbuatan yang dialakukan anak
tersebut akan ditanggung oleh orang tuanya. Okay,
kita kembali ke tanda-tanda baligh, yang pertama telah berusia genap 15 tahun,
bagi laki-laki dan perempuan, yang kedua bermimpi mengeluarkan air mani bagi
laki-laki dan juga anak perempuan dan telah berusia 9 tahun, dan yang ketiga
haidh (menstruasi) bagi anak perempuan
yang sudah berusia 9 tahun. Sob,
apakah kalian tahu kalau kitab safinah itu dibuat sudah lama sekali jauh
sebelum adanya internet, tapi ulama dahulu sudah mampu mengetahui tanda-tanda
baligh pada era globalisasi ini. Begitu hebatnya ulama dahulu mampu memprediksikan
tanda-tanda baligh. Perlu sobat ketahui bahwa, dahulu orang tua kita saat berumur
15 tahun, banyak yang masih belum mengalami haidh dan mimpi basah, tapi saat
ini sudah banyak anak kecil yang berusia 9 tahun sudah mengalami haidh yang
pertama.
Setelah kita
pelajari mengenai tanda-tanda baligh, tentunya sobat sudah mulai penasaran,
fasal apa yang ada dalam kitab safinatun
najah selanjutnya. Okay, fasal
keenam kita akan membahas mengenai “Istinja’ dengan batu”. Istinja yaitu
bersuci dari air kencing atau buang air besar. Istinja’ ini lebih baik dengan
batu, tetapi boleh dan cukup dengan batu atau benda keras yang lain, untuk saat
ini kita bisa contohkan tisyu. Istinja dengan batu dapat mencukupi jika
memenuhi delapan syarat berikut : pertama, harus memakai tiga buah batu. Kedua,
harus sudah bersih tempat keluar najis dengan tiga buah batu itu, jika tidak harus
ditambah dengan batu lain. Ketiga, harus belum kering najis yang keluar.
Keempat, najis yang kelaur tidak berpindah tempat. Kelima, tidak terkena najis
yang lain. Keenam, najis yang keluar tidak melewati lipatan pantat (untuk buang
air besar). Ketujuh tidak terkena air. Kedelapan, batu yang digunakan bersuci
harus suci.
Bagaiamana sob
materi pada pertemuan kali ini? Semoga bermanfaat. Yuks belajar bersama di kajian Mahasiswa Mengaji. Agar kuliah tidak
sekedar berangkat kuliah saja, tapi lebih memahami untuk apa kita kuliah
jauh-jauh ke Semarang juga menghabiskan dana yang besar namun hasilnya kurang
memuaskan. Disini kita belajar memahami arti kehidupan, dan agar kuliahmu pun
semakin bermakna. Nantikan kajian Mahasiswa Mengaji selanjutnya yah J
Don’t miss it!
Rina Opik/PAPA 2013
Sumber : kitab safinatun najaah